Teater Koma (didirikan di Jakarta, 1 Maret 1977) oleh 12 pekerja teater; N.
Riantiarno, Ratna Madjid, Rima
Melati, Rudjito, Jajang
Pamontjak, Titi
Qadarsih, Syaeful Anwar, Cini Goenarwan, Jimi B. Ardi, Otong Lenon, Zaenal Bungsu dan Agung Dauhanadalah[1] sebagai salah satu kelompok teater Indonesia yang memiliki reputasi
cukup bagus, dengan tokoh sentral N Riantiarno. Hingga 2007, Teater Koma sudah
menggelar 111 pementasan, baik di televisi maupun di panggung. Sering
juga melakukan kiprah kreativitasnya di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, TVRIdan Gedung Kesenian Jakarta. Perkumpulan kesenian yang
bersifat non-profit, ini mengawali kegiatan dengan 12 seniman (kemudian disebut
sebagai Angkatan Pendiri). Kini, kelompok ini didukung oleh sekitar 30 anggota
aktif dan 50 anggota yang langsung bergabung jika waktu dan kesempatannya
memungkinkan.
Hingga 2008, sudah menggelar 115
pementasan, baik di televisi maupun di panggung. Sering melakukan kiprah kreatifitasnya
di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, TVRI dan Gedung Kesenian
Jakarta.
Perkumpulan Kesenian yang bersifat
non-profit ini, mengawali kegiatan dengan 12 seniman (kemudian disebut sebagai
Angkatan Pendiri). Kini, kelompok didukung oleh sekitar 30 anggota aktif dan 50
anggota yang langsung bergabung jika waktu dan kesempatannya memungkinkan.
TEATER KOMA banyak mementaskan karya N.
Riantiarno. Antara lain;
Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf., J.J,
Kontes 1980, Trilogi OPERA KECOA (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera
Primadona, Sampek Engtay, Banci Gugat, Konglomerat Burisrawa, Pialang Segi Tiga
Emas, Suksesi, RSJ atau Rumah Sakit Jiwa, Semar Gugat, Opera Ular Putih, Opera
Sembelit, Samson Delila, Presiden Burung-Burung, Republik Bagong, Republik
Togog, Tanda Cinta.
Juga menggelar karya para dramawan kelas
dunia; The Comedy of Error dan Romeo Juliet karya William Shakespeare,
Woyzeck/Georg Buchner, The Three Penny Opera dan The Good Person of
Shechzwan/Bertolt Brecht, Orang Kaya Baru-Kena Tipu-Doea Dara-Si
Bakil-Tartuffe/Moliere, Women in Parliament/Aristophanes, The Crucible/Arthur
Miller, The Marriage of Figaro/ Beaumarchaise, Animal Farm/George Orwell, Ubu
Roi/Alfred Jarre, The Robber/Freidrich Schiller, The Visit/Der Besuch der Alten
Damme/Kunjungan Cinta/Friedrich Durrenmatt, What About Leonardo?/Kenapa
Leonardo?/Evald Flisar.
TEATER KOMA, kelompok teater yang
independen dan bekerja lewat berbagai pentas yang mengkritisi situasi-kondisi
sosial-politik di tanah air. Dan sebagai akibat, harus menghadapi pelarangan
pentas serta pencekalan dari pihak yang berwewenang. Berbagai upaya juga
dilakukan lewat ‘program apresiasi’ (PASTOJAK, Pasar Tontonan Jakarta, yang
digelar selama sebulan penuh di PKJ-TIM, Agustus 1997, diikuti oleh 24 kelompok
kesenian dari dalam dan luar negeri). Kelompok senantiasa berupaya bersikap
optimistis. Berharap teater berkembang dengan sehat, bebas dari interes-politik
praktis dan menjadi tontonan yang dibutuhkan berbagai kalangan masyarakat.
TEATER KOMA yakin, teater bisa menjadi
salah satu jembatan menuju suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya
kebahagiaan yang manusiawi. Jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula
sebagai salah satu cara untuk mengasah daya akal sehat, daya budi, dan hati
nurani.
TEATER KOMA adalah kelompok kesenian yang
konsisten dan produktif. Juga tercatat memiliki banyak penonton yang setia.
Pentas-pentasnya sering digelar lebih dari 2 minggu.
Kiprah
Teater Koma merupakan kelompok teater independen dan bekerja lewat berbagai pentas yang
mengkritik situasi-kondisi sosial-politik di
tanah air. Dan sebagai akibat, harus menghadapi pelarangan pentas serta
pencekalan dari pihak yang berwewenang. Berbagai upaya juga dilakukan lewat
‘program apresiasi’ (PASTOJAK, Pasar Tontonan Jakarta, yang digelar selama
sebulan penuh di PKJ-TIM, Agustus 1997, diikuti oleh 24 kelompok kesenian
dari dalam dan luar negeri). Kelompok senantiasa berupaya bersikap optimistis.
Berharap teater berkembang dengan sehat, bebas dari interes-politik praktis dan
menjadi tontonan yang dibutuhkan berbagai kalangan masyarakat.
Teater Koma yakin, teater bisa menjadi salah satu jembatan menuju suatu
keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang manusiawi.
Jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk
menemukan kembali akal sehat- budi-nurani. Teater Koma adalah kelompok kesenian
yang konsisten dan produktif. Juga tercatat memiliki banyak penonton setia. Pentas-pentasnya
sering digelar lebih dari 14 hari.
Teater Koma banyak mementaskan karya-karya N. Riantiarno antara lain;
·
Rumah Kertas
·
Maaf.Maaf.Maaf
·
J.J, Kontes 1980
·
Trilogi Opera Kecoa (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera
Julini)
·
Opera Primadona
·
Sampek Engtay
·
Banci Gugat
·
Konglomerat Burisrawa
·
Pialang Segi Tiga Emas
·
Suksesi
·
RSJ atau Rumah Sakit Jiwa
·
Semar Gugat
·
Opera Ular Putih
·
Opera Sembelit
·
Samson Delila
·
Presiden Burung-Burung
·
Republik Bagong
Juga menggelar karya para
dramawan kelas dunia;
·
The Comedy of Error dan Romeo Juliet (William
Shakespeare)
·
Woyzeck (Georg Buchner)
·
The Three Penny Opera dan The Good Person of
Shechzwan (Bertolt Brecht)
·
Orang Kaya Baru-Kena Tipu-Doea Dara-Si
Bakil-Tartuffe (Moliere)
·
Women in Parliament (Aristophanes)
·
The Crucible (Arthur Miller)
·
The Marriage of Figaro (Beaumarchaise)
·
Animal Farm (George Orwell)
·
Ubu Roi (Alfred Jarre)
·
The Robber (Freidrich Schiller)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar